Coming Home

Title: Coming Home

Cast: Kai EXO-K and You

Genre: Fluff, Romance

Length: >1000w

Summary: Aku rindu rumah. Terlebih lagi…aku merindukanmu.

A/N: Rindu sama aku enggak? Hahaha kok aku pede sih. Lumayan nih aku bisa nulis walaupun lagi di kejar kerjaan. Terinspirasi dari lagu Lucky-nya Jason Mraz dan ini Kai’s POV.

 

Happy reading 🙂

 

***

          Aku merindukan rumah, aku merindukanmu.

 

Tidak banyak yang kulakukan untuk menyingkirkan perasaan itu selama aku di Seoul. Berjauhan denganmu tidak akan pernah punya obat yang dapat menghilangkan rasa rindu ini—rasa yang kian parah seiring berjalannya waktu. Aku merindukan rumah, aku merindukanmu. Apa kau mendengarkanku?

 

Do you hear me, I’m talking to you

Across the water across the deep blue ocean

Under the open sky, oh my, baby I’m trying

 

Aku berbisik setiap malam—merapalkan seribu doa agar Tuhan setidaknya berbelas kasihan padaku—pada rasa rinduku. Aku memohon langit mengantarkan pesanku. Aku tidak akan mengirim sepucuk surat untukmu lewat burung merpati atau pos sekali pun, maka aku membisikkannya pada angin. Biarlah dia membawanya pergi arungi laut, lintasi awan putih dan langit biru. Dan inilah pesanku: sampaikan pada gadis itu, aku merindukannya. Sangat.

 

They don’t know how long it takes

Waiting for a love like this

 

Yeah, mereka tidak tahu bagaimana rasanya. Sehun bilang aku terlalu berlebihan. Dia bilang, “Jongin, kau konyol. Cepat tidur sebelum aku yang menina-bobokanmu!” Mudah baginya berkata seperti itu, dia bahkan tidak tahu bagaimana rasa rindu ini telah menjadi penghambat rasa kantuk dan bantal serta kasur tidak mampu menidurkanku. Aku tak mau Sehun meninabobokanku, suaranya cempreng, suaranya sumbang.

Kyungsoo hyung pun juga tampaknya tidak mengerti apa rasanya. Aku melihati fotomu sepanjang perjalanan—terkadang aku terkekeh sendiri mengingat kenangan kita dan dia berkata, “Jongin, kau mengerikan! Kau seperti orang ‘waras’.” Oh, tentu Kyungsoo hyung tak cukup mengerti. Rasa rindu akanmu merusak sebagian sel-sel di otakku dan mengubahku menjadi seperti ini—orang ‘waras’.

Mereka tak tahu butuh waktu lama untuk mendapatkan cintamu, lalu tiba-tiba aku harus berjuang untuk ucapkan sampai jumpa tanpa meneteskan air mata. Tak satu pun mengerti

 

Every time we say goodbye

I wish we had one more kiss

 

Karena setiap kita berpisah dalam jangka waktu yang cukup lama, aku berharap aku tidak akan pernah melepaskan tanganmu. Aku berharap aku tak perlu menaiki bus itu dan bekerja di Seoul. Aku berharap aku dapat berdiri di hadapanmu lebih lama dan menciummu lebih dari sekedar lima detik atau sepuluh detik. Aku ingin menciummu, meletakkan bibirku di bibirmu, membiarkan diriku jatuh di lembah ini lebih dalam sehingga mereka tak perlu membawaku pergi dan tinggalkan dirimu.

 

I’ll wait for you, I promise you, I will

 

Dan kau berjanji—diiringi sapuan nafasmu yang manis—akan menungguku pulang. “Aku akan menunggumu. Aku berjanji, aku akan menunggumu pulang ke sini.”

 

Lalu hari itu pun tiba, lebih cepat dari perkiraanku.

 

“Kita akan pulang.”

“Apa?”

Mulutku terbuka selebar mungkin. Rahangku terjatuh dan aku yakin mereka melihatku tampak seperti orang tolol. Mataku membelak lebar seraya kalimat Junmyeon hyung merayapi dinding telingaku, menyampaikan pengumuman yang tak kusangka akan mendengarnya setelah 25 bulan berjauhan denganmu. Sebuah pengumuman yang kukira hanya akan kudengar di dalam mimpi karena pekerjaan ini hampir mustahil membawaku pulang.

“K-i-t-a. A-k-a-n. P-u-l-a-n-g. K-i-m. J-o-n-g-i-n,” eja Sehun seolah aku ini anak umur lima tahun yang sedang belajar membaca. Itu mengesalkan, sungguh. Tapi aku menemukan diriku hanya terpaku, melamunkan hal ini, melamunkan hal itu, lalu bertanya untuk yang ke-tiga kalinya pada Kyungsoo hyung—apa benar kami akan pulang ke rumah kami masing-masing?

Dan syukurlah, Kyungsoo hyung tidak menyebalkan seperti Sehun.

 

And so I’m sailing through the sea

To an island where we’ll meet

 

          Kemudian…semuanya berlangsung terlalu cepat, dari mengemasi barang-barang, mengurus tiket kapal laut dan tanpa sadar aku sudah berada di atas dek kapal bagian depan. Lantai kayunya yang berderak dan aku berlayar melewati lautan biru, samudra yang luas menuju tempat di mana kita bertemu. Aku membayangkan wajahmu seraya awan putih berarak di atas kepalaku. Bayanganmu dan senyumanmu…

 

You’ll hear the music fill the air

I’ll put a flower in your hair

Aku membayangkan dirimu duduk di pasir putih itu, mengenakan dress biru laut dengan rambut panjang tergerai indah. Kau memejamkan mata dan menikmati alunan musik bercampur deburan ombak di tepi pantai. Kau menggoyangkan kepala ke kanan dan ke kiri, bibir merahmu menggumamkan lirik lagu. Kau begitu cantik…

 

Though the breezes through the trees

Move so pretty you’re all I see

 

Lalu tanpa suara, tanpa sepengetahuanmu aku akan melangkah ke arahmu. Aku menutup matamu dan mencium pipimu lembut sambil hempaskan seluruh rasa rindu yang menumpuk sekian lama. Kau akan terkejut ketika melihatku, wajahku, dan diri ini. Kau tidak menyangka aku pulang secepat ini dan ciuman ke seribu atau mungkinkah ke sejuta kali ini kembali terasa seperti pertama kali kita melakukannya.

 

As the world keeps spinning round

You hold me right here right now

Aku rasa bumi akan berhenti berputar pada porosnya. Bumi akan berhenti sejenak untuk menyaksikan kita berdua kembali bersua setelah begitu lama terpisah dan aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu, dan rasa rindu itu telah sirna saat kau peluk tubuh ini.

“Kau pulang, Jongin,” isakmu bahagia.

“Ya, aku pulang. Aku pulang karena aku tahu kau menungguku.” –karena kau mencintaiku dan karena kau merindukanku, maka aku pulang. Aku pulang ke tempat di mana aku seharusnya berada, di mana ada seseorang yang mengingankan kepulanganku.

 

Lucky I’m in love with my best friend

Lucky to have been where I have been

Lucky to be coming home again

I’m lucky we’re in love in every way

Lucky to have stayed where we have stayed

 

Kau tahu, aku beruntung memilikimu. Aku beruntung mencintai gadis sepertimu. Aku beruntung dapat pulang—kembali padamu. Aku beruntung kita punya banyak jalan—cara—untuk tetap mencintai walaupun terpisah jarak dan waktu. Aku beruntung karena kau menunggu dan terus menungguku.

 

Lucky to be coming home someday

 

“Aku pulang, sayang,” gumamku mengulum senyuman di bibir.

 

THE END

A/N:

Eh mau nanya deh…ini apaan sih? Err, don’t ask me why, karena aku juga gak tau ini apaan:”( Tapi seneng gak kalian AKU TIDAK MENISTAI KKAMJONG??

Aku baru inget waktu itu banyak yang ngomong kenapa Kai sama Luhan gak pernah dapet cerita yang unyu munyu hahaha

Jadi kutebus satu persatu  muehehehe 😀