Like A Ninja Fruit

Title: Like A Ninja Fruit

Cast: Onew SHINee and You

Genre: Slight!Comedy, Fluff, Romance

Length: >1000w 

Song Recommendation: SHINee – Aside

 

OoOoO

Slice, slice, slice my fruity heart…

Like a Ninja Fruit

OoOoO

Di satu liburan musim panas yang cerah, guru Lee memberikan kami tugas esai mengarang apa saja dan dari gosip yang beredar, teman-temanku bilang dia sengaja melakukannya untuk menyiksa para murid karena dia tidak rela melihat kami bersenang-senang.

Namun bagiku, ini menyenangkan dan aku sama sekali tidak keberatan saat harus duduk di meja belajarku dengan kertas serta pensil di tangan. Sebenarnya aku berniat menulis tentang permasalahan sosial tapi yang terlintas di kepalaku adalah Jinki, sahabatku yang sudah lama ku taksir tiga tahun ini. Jinki adalah teman yang nyentrik dan aku mulai menulis tentangnya.

Lee Jinki

Aku punya seorang teman bernama Lee Jinki.

Dia berambut sedikit kecokelatan di bawah terang matahari dan matanya selalu menghilang jika tertawa. Jinki adalah sahabat yang baik dan manusia.

Manusia? Tapi menurutku dia lebih mirip buah-buahan.

Buah-buahan?

Bagiku, Jinki mirip pisang.

Itu karena dia sering memakai baju kuning saat kami pergi jalan-jalan atau datang ke rumahku untuk mengerjakan PR Biologi. Jinki punya sifat selunak pisang jika aku mulai memohonnya membelikan burger di depan sekolahku.

Jinki persis buah pisang karena kau harus mengupas kulitnya terlebih dahulu lalu memakannya, begitupun dengan Jinki. Kau harus mengupas “kulitnya” dan akan menemukan sifat asli yang Jinki. Dia orang yang sedikit pendiam saat pertama kali bertemu, lalu setelah kau dekat dengannya, kau tahu Jinki adalah orang yang paling menyenangkan di dunia.

Yang kedua, Jinki mirip buah stroberi.

Ini disebabkan kulitnya selalu memerah waktu pelajaran olah raga atau ketika dia demam. Jinki juga merona jika terlalu lama di bawah sinar matahari, juga jika dia salah makan sesuatu. Jinki akan terserang alergi dan berubah jadi buah stroberi yang matang dan berbintik.

Tapi Jinki juga punya sifat yang terasa asam-manis seperti stroberi. Coba saja ganggu dia ketika sedang belajar, dia pasti berwajah masam. Beri dia makanan kesukaannya, maka Jinki akan bersikap manis padamu seharian.

Yang ke-tiga, Jinki mirip buah kiwi hijau.

Aku berkata demikian karena Jinki punya wajah yang bulat. Ambil kaca pembesar dari dalam laci ayahmu dan tempelkan pada lengan Jinki, lihat baik-baik bagaimana lengan itu punya bulu halus yang memenuhinya. Sangat mirip buah kiwi yang punya bulu-bulu pendek di permukaannya. Lalu jika kau membelah buah kiwi itu sendiri, kau akan melihat daging buah yang berwarna hijau. Nah, begitulah warna wajah Jinki saat kelas kami studi tur menaiki kapal laut dan Jinki pun mabuk laut.

Tapi terlepas dari semua itu, yang membuat Jinki mirip buah kiwi adalah Jinki mudah berair (menangis/terharu) hanya oleh karena hal sepele. Dia menangis ketika mendapat nilai matematika tertinggi di kelas, menangis ketika anjingnya menghilang (dan berhenti menangis setelah ingat bahwa si anjing sedang dia titipkan di salon hewan).

Yang ke-empat, Jinki mirip buah jeruk sunkist segar.

Ini jelas terlihat dari wajahnya yang tak pernah lupa tersenyum menyapa setiap orang. Dia menyapa ramah guru terbaik sampai yang tergalak sekali pun. Dia menyapa adik kelas, juga kakak kelas. Dia menyapa penjual kentang, burger, ramyun, spaghetti di kantin sekolah; bahkan dia juga menyapa anjing penjaga sekolah, tupai peliharaan di belakang sekolah, dan sosis yang menjadi sarapannya sebelum sosis itu dia lahap habis.

Wajah Jinki cerah seperti warna oranye jeruk saat dia tertawa oleh leluconnya sendiri dan dia selalu membuat orang kembali bersemangat seakan orang itu minum segelas jeruk segar setelah berlari ribuan mil.

Sebenarnya, masih banyak buah-buahan yang merepresentatifkan sifat dan karakter seorang Lee Jinki. Mungkin saja dia mirip pepaya yang punya banyak biji, nanas yang terasa manis juga asam, atau anggur saat Jinki memakai baju polkadot warna ungu. Jinki bisa saja kusebut apel karena melihatnya terkadang aku ingin menggigitnya.

Itulah temanku, Lee Jinki dan dia mirip buah.

 

Aku tersenyum selagi membaca ulang hasil tulisanku. Bukan yang terbaik mengingat aku adalah seorang penulis amatir dengan sedikit kosakata dalam kepalaku, tapi ini Jinki…Lee Jinki yang kusukai dan menulis tentangnya butuh perasaan mendalam di setiap katanya.

Aku pun segera beralih pada tugasku dan menyelesaikannya di pukul 12 malam. Ibu memarahiku keesokan paginya karena aku bangun kesiangan. Hufthh…ini gara-gara Jinki.

 

OoOoO

“Apa ini?” Jinki mengambil kertas yang kusodorkan padanya. Alisnya meliuk-liuk lucu seraya membuka lipatan kertas dan menatapku penasaran.

“Aku menulis tentangmu.”

“Oh!” Lalu wajah kebingungan itu digantikan oleh cengiran lebar yang khas miliknya. Dia mengerling jenaka dan berdeham, “Kau pasti menuliskanku sebagai seorang pangeran tampan atau Song Joongki. Kau tahu sendiri ‘kan semua orang bilang aku mirip dirinya.”

 

Oh, ya? Song Joongki??

 

“Mungkin kau menulisku sebagai spiderman atau clark kent.” Jinki terus mengoceh.

Aku tersenyum tipis, “Sudah baca saja.”

“Baiklah.”

Jinki mulai membaca esai yang kubuat dan ekspresinya berubah ketika mencapai paragraf dua. Dia mengangkat wajahnya yang kebingungan. “Aku mirip…buah?”

Aku menganggukkan kepala menahan tawa.

“Ya! Kau keterlaluan!”

“Jangan baca setengah-setengah begitu, dong. Baca sampai akhir, nanti kau juga tahu apa yang kumaksud.” Kataku menjitak kepalanya pelan.

Kemudian Jinki kembali membacanya. Terkadang dia tertawa lalu kembali serius, dia tergelak dan mengerutkan dahi.

Aku menunggu dalam diam selagi bertanya-tanya apakah ada bagian yang dia tidak sukai. Well, Jinki, kau tahu aku bukan penulis ahli tapi setidaknya menuliskan tentangmu adalah satu-satunya hal yang bisa kulakukan dan aku ahli di bidang itu.

Jinki pun selesai membaca dan tidak berkomentar apa-apa sampai waktunya kami pulang, dia masih diam seribu bahasa dan aku berpikir apakah Jinki marah padaku soal tulisan itu? Apa dia marah karena aku bilang dia mirip stroberi, pisang, kiwi, juga jeruk? Apa dia tersinggung? Tapi aku pernah mengatainya Tuan Tupai karena giginya yang besar waktu kami duduk di kelas 10 dan Jinki menyukainya.

 

Dan sekarang ini hanyalah soal buah-buahan, apakah…aku keterlaluan jika membandingkannya dengan buah-buahan?

 

Aku bingung, sangat bingung.

 

Kami berdua menyusuri jalan setapak yang biasa kami lewati sepulang sekolah. Jinki masih bungkam dan setelah Jonghyun memisahkan diri, lambaikan tangan lalu meninggalkan kami berdua.

Aku mengambil kesempatan ini untuk bicara.

 

“Jinki…”

“Hmm?”

“Maafkan aku soal tulisan tadi. Aku sungguh—”

“Hei, kau tahu,” dia memotong kalimatku sambil tersenyum manis. “Aku suka tulisanmu.”

Aku pun cukup kaget mendengarnya. “Apa?”

“Itu unik bagaimana kau mendeskripsikanku sebagai buah jeruk, apel, anggur, kiwi, pisang, stroberi. Tapi aku sedih kau tidak bilang aku mirip alpukat.”

 

Alpukat?

 

“Alpukat?” Ujarku bingung. Aku tentu heran mengapa Jinki mau disamakan dengan alpukat.

 

“Ya, alpukat. Buah kesukaanmu.”

 

Oh!

 

Aku berhenti di tempatku berdiri. Bumi seakan berhenti berputar di porosnya, lalat berhenti terbang, angin menolak bersiul, sementara nafasku tertahan di tenggorokan. Sensasi membakar seluruh organ tubuhku dan hatiku siap meledak. Bagaimana bisa aku lupa menyelipkan buah kesukaanku disitu??

Aku suka buah alpukat dalam berbagai macam jenis makanan dan minuman. Jus alpukat, alpukat tumbuk, alpukat di salad, es krim alpukat, puding alpukat, kue alpukat. Apapun tentang alpukat!!

 

“Jinki…”

 

Jinki tertawa dan tiba-tiba menciumku di pipi. Ini indah sekali. Jinki mencium pipiku di tengah-tengah kebun bunga matahari milik Pak Kim, awan berarak di atas kepala kami, beberapa burung berkicau diatas pohon apel dan aku tahu aku tidak sedang bermimpi.

Jinki menggenggam tanganku saat itu, sunggingkan senyuman seribu watt yang membuat jantungku berdetak tak karuan. “Hei, mukamu memerah seperti tomat.”

 

Apa dia mengataiku?

 

Ya, aku memang pantas mendapatkannya karena kini kurasakan rasa panas merayapi pipiku dan aku yakin seratus persen aku merona parah di hadapannya. Ini memalukan. Jinki mengataiku tomat.

 

Dia laki-laki pertama yang mengataiku tom—

 

 

 

Hei!!

 

 

 

Tomat adalah buah favorit Jinki.

 

 

 

Jadi…

 

 

 

Dia juga menyukaiku??

 

THE END

A/N:

Helloowww, to be honest fic ini beneran terjadi sama aku (semacam curhatan gitu! Minus Onew tentunya hoho) karena aku lagi ngerjain tugas saat ini dan malah nulis ginian X.x

Aku lagi bosen banget sama EXO suer deh /soriii/ dan INI SHINEE, UH YEAAHH! SHINEE’S BACK!! HAHAHA XD

Oke, ini super absurd, I know (udah lama gak nulis tipe beginian heuu ;__;) >.< dan aku akan kembali mengerjakan tugas sampai selesai supaya besok bisa free, juga ngepost Babysitting 😀 Semangatin aku dong <<<pengen banget?? T.T

See Yaaaaa!!!